Pages

Monday, February 19, 2018

Allah yang kita kenal (1)


Allah yang kita kenal (1)



Pengenalan
==========

Tatkala membaca buku Mat Saleh hampir lebih sepuluh tahun yang lalu - Anthony Robbins, rumusannya - Ada 2 sebab sahaja mengapa manusia memilih MEMBUAT sesuatu :

1) Untuk dapat Kegembiraan atau MANFAAT.
2) Untuk mengelak Penderitaan atau MUDHARAT.

Maknanya - tanpa sebab pada  dorongan RASA tersebut, manusia tidak melakukan sesuatu perbuatan.

Kalau nak buat sesuatu - mesti nak dapat hasilnya iaitu lebih HAPPY, atau lebih kurang PAIN and SUFFERING.

Takde 2 sebab ni- perhatikanlah takde orang nak membuat sesuatu TANPA sebab.

Kat mana Allah kita letakkan dalam hal ini ?

Adakah kegembiraan atau MANFAAT itu datang dengan Hasil Usaha atau Hasil Kerja kita ?

Adakah Penderitaan atau Mudharat itu boleh kita elakkan dengan Hasil Kerja atau Hasil Usaha kita ?

Start.

=====

Manfaat dan Mudharat - dari siapa

Al-Ma'idah : 76

قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ۚ وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

● Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi MUDHARAT (DHARRA) kepadamu dan tidak (pula) memberi MANFAAT (NAF'A) ?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ●

Yunus : 106

وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظّٰلِمِينَ

● Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi MANFAAT dan tidak (pula) memberi MUDHARAT kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim". ●

Ada 2 Nama Allah di sini :

Allah An-Nafi'
Allah Ad-Dhar

Maksudnya Allah Yang Memberi MANFAAT
Allah Yang Memberi MUDHARAT.

Wujud Allah itu UNIQUE atau TUNGGAL.

Bukan Wujud Nya sahaja yang Tunggal.
NamaNya, Sifat Nya dan Af'al atau PerbuatanNYA juga Tunggal.

Makna kalau Dia ada SIFAT itu,  selain DIA tak ada.

Tiada siapa (MAN) dan Tiada apa (MA) yang memberi MANFAAT dan memberi MUDHARAT selain Allah.

100% kena BERIMAN.

Terutama kena BERIMAN bukan hasil usaha (KASABU) yang memberi Manfaat atau Mudharat.

Ianya MUTLAK dan HANYA berasal dari Allah An-Nafi' dan Allah Ad-Dhar.

Kenalilah Allah!

Di sinilah Takrifan SYIRIK itu berlaku jika kita MERASAKAN ada sesuatu atau sesiapa yang lain yang BOLEH BERSAMA Allah dalam memberi Manfaat atau Mudharat.

Takde Tapi itu, Tapi ini... tapi bukankah kita kena berusaha. . bla..bla.. MEMANG kena berusaha - TAPI RASA dalam Jiwa kena 100% paham - USAHA tak memberi bekas (kesan atau effect) kepada memberi Manfaat atau Mudharat.

Lagi - yang ini banyak orang JATUH SYIRIK :

Yunus : 18

وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هٰٓؤُلَآءِ شُفَعٰٓؤُنَا عِندَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّـُٔونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْأَرْضِ ۚ سُبْحٰنَهُۥ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُونَ

● Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan KEMUDHARATAN kepada mereka dan tidak (pula) KEMANFAATAN, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu). ●

Dari ayat Allah di atas jelas ada orang Memandai-mandai MENYANGKA yang Wali Allah ke, Bomoh ke, Ustaz pandai SCAN ke, Pak Long pandai Berubat ke, Tok Ayoh ada Ilmu Batin ke - yang Boleh MEMBERI SYAFA'AT dalam memberi Manfaat atau Mudharat. Paham kan kemurkaan Allah dengan Allah "menempelak" kembali - kau nak bagitau AKU apa yang AKU tak  tahu ke ?

Lagi Firman Allah :

Ya Sin : 23

ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّى شَفٰعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَلَا يُنقِذُونِ

● Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki KEMUDHARATAN terhadapku, niscaya syafa'at mereka tidak memberi MANFAAT sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku? ●

Syafa'at tak boleh LAWAN Iradah atau Kehendak Allah.

Kenalilah DIA yang Wujud Tunggal!

Ar-Ra'd : 16

قُلْ مَن رَّبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ ۚ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْأَعْمٰى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِى الظُّلُمٰتُ وَالنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَآءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِۦ فَتَشٰبَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ اللَّهُ خٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ وَهُوَ الْوٰحِدُ الْقَهّٰرُ

● Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai KEMANFAATAN dan tidak (pula) KEMUDHARATAN bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa". ●

Janganlah YAD'U (seru, doa) kepada selain Allah :

Al-Hajj : 12

يَدْعُوا مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُۥ وَمَا لَا يَنفَعُهُۥ ۚ ذٰلِكَ هُوَ الضَّلٰلُ الْبَعِيدُ

● Ia menyeru (YAD'U) selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi MUDHARAT dan tidak (pula) memberi MANFAAT kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. ●

Al-Hajj : 13

يَدْعُوا لَمَن ضَرُّهُۥٓ أَقْرَبُ مِن نَّفْعِهِۦ ۚ لَبِئْسَ الْمَوْلٰى وَلَبِئْسَ الْعَشِيرُ

● Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya MUDHARAT NYA lebih dekat dari MANFAAT NYA. Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat kawan. ●

Al-Furqan : 3

وَاتَّخَذُوا مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً لَّا يَخْلُقُونَ شَيْـًٔا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا يَمْلِكُونَ مَوْتًا وَلَا حَيٰوةً وَلَا نُشُورًا

● Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu KEMUDHARATAN dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu KEMANFAATAN PUN dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan. ●

======

Nikmat

Apakah pasal kita usaha maka hasil usaha kita dapat nikmat?

Salah satu SEBAB manusia memilih MELAKUKAN sesuatu perkara adalah untuk mendapat Nikmat (ianya kategori untuk mendapat kegembiraan).

An-Nisa' : 79

مَّآ أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفٰى بِاللَّهِ شَهِيدًا

● Apa saja NIKMAT yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. ●

An-Nahl : 53

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْـَٔرُونَ

● Dan apa saja NIKMAT yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. ●

Dan, ada sesiapa nak dapat Nikmat terus menerus ? Ada cara Allah ajar :

Hud : 3

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتٰعًا حَسَنًا إِلٰىٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِى فَضْلٍ فَضْلَهُۥ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ

● dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi KENIKMATAN yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. ●

Selalu minta ampun dan bertaubat akan mendapat Nikmat terus menerus dari Allah.

=====

Rezeki

Rezeki kena cari baru dapat!  Tak cari mana nak dapat! Kena rajin berusaha. Rezeki tidak datang bergolek.
Siapa lebih rajin, dapat la rezeki lebih.

Itu adalah sangat BIASA kita dengar.

Benar atau tidak pegangan macam tu ?

Kat mana Allah yang kita kenali kita letakkan ?

Ada kena mengena tak rezeki dengan Allah ? Ke tak de kena mengena - pakai RAJIN BERUSAHA je cukup. Rezeki akan dapat lah.

Persoalannya adalah rezeki itu kita EARNED atau kita DI BERI.

Persoalannya adakah orang dapat rezeki tanpa usaha?

Ada :

Ali 'Imran : 37

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يٰمَرْيَمُ أَنّٰى لَكِ هٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِندِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

● Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah MEMBERI REZEKI kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. ●

JELAS,  ada orang Allah beri Rezeki tanpa hisab atau tanpa mengira ada usaha atau tidak.

Dari sini sahaja dah jelas - Rezeki itu bukan pasal kena usaha baru dapat.  Ada yang tak payah usaha boleh dapat.

Seterusnya,  fahamilah ayat2 Allah dan buatlah kesimpulan (deduksi bukan induksi/takwil) sendiri.


Yunus : 31

قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَىَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَىِّ وَمَن يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ

● Katakanlah: "Siapakah yang MEMBERI REZEKI kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala AMR?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" ●

Hud : 6

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتٰبٍ مُّبِينٍ

● Dan tidak ada suatu binatang melata (DABBAH) pun di bumi melainkan Allah-lah yang MEMBERI REZEKI NYA, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). ●

Al-Isra' : 30

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ بِعِبَادِهِۦ خَبِيرًۢا بَصِيرًا

● Sesungguhnya Tuhanmu MELAPANGKAN REZEKI kepada siapa yang Dia kehendaki dan MENYEMPITKANNYA; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. ●

Al-Isra' : 31

وَلَا تَقْتُلُوٓا أَوْلٰدَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلٰقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيرًا

● Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan MEMBERI REZEKI kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. ●

An-Nahl : 73

وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِّنَ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ شَيْـًٔا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ

● Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat MEMBERIKAN REZEKI kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun). ●

Kita bukan pemberi rezeki kepada sesiapa sahaja - ini kepada Boss-boss Syarikat,  Menteri-menteri, Pegawai Kerajaan yang buat decision untuk anugerah KONTRAK. Kekadang macam Tuhan kena sembah , cium tangan, bagi habuan untuk dapat kontrak.

Dengar ini firman Allah :

Al-Hijr : 20

وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعٰيِشَ وَمَن لَّسْتُمْ لَهُۥ بِرٰزِقِينَ

● Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan PEMBERI REZEKI kepadanya. ●

Ada orang berusaha bersungguh-sungguh nak dapat projek - ada dapat dan ada yang tak dapat.

Ada orang usaha sikit, syukur banyak - macam melimpah ruah rezeki Allah beri.

Ada orang usaha banyak,  menyumpah dan tak puas hati pun banyak, rezeki macam susah je nak dapat.

Pahamilah bahawa rezeki bukan subjected kepada usaha. Telitilah ayat2 Allah di atas.

Kena berusaha namum pahamilah Usaha tidak menjamin dapat Rezeki.

Allah Ar-Razzaq.
Allah Pemberi Rezeki.

=====

Kesimpulan part 1

1) Apa sahaja pilihan untuk membuat sesuatu yang kita buat, objektif setiap perbuatan itu atau 'the outcome' yang kita mahukan itu, iaitu dapat MANFAAT atau mengelak MUDHARAT, datang SEMATA-MATA dari Allah. Bukan dari hasil usaha kita mahupun datang dari sesuatu atau sesiapa yang lain dari ALLAH.

2) Rezeki yang kita berusaha sungguh-sungguh dapatkan, juga Nikmat,  sekali lagi 'the outcome' iaitu Rezeki dan Nikmat itu datangnya SEMATA-MATA dari Allah juga.
Bukan dari hasil usaha kita mahupun datang dari sesuatu atau sesiapa yang lain dari ALLAH.


======

End.

Allah Al - 'Alim.

Beza Orang Islam dan Orang Beriman


Beza Orang Islam dan Orang Beriman 


Al-Ĥujurāt :14 - Orang-orang Arab (Badwi/Kampung) itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah Islam' (ASLAMNA), karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu (QULUBIKUM); dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". 

Berdasarkan ayat di atas, jelaslah bahawa Iman itu sangat LAIN dengan Islam. Islam adalah Kepatuhan secara lahirnya sahaja. Bila Allah mengatakan belum masuk dalam hati, ternyatalah Iman itu adalah perkara keyakinan dalam hati manakala Islam itu luaran atau Syariat nya sahaja. 

At-Tawbah :97 - Orang-orang Arab (Badwi/Kampung) itu, lebih sangat kekafiran dan kemunaqikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Apa beza sebenarnya antara Orang Islam dan Orang Beriman ?

Beza yang sangat besar antara orang Islam dan orang Beriman adalah terletak pada Orang Munafiq. Munafiq lah yang membezakan orang Islam dengan orang Beriman sebab, orang Munafiq tidak Beriman tetapi mengakui mereka orang Islam berdasarkan Luaran atau amalan Syariat mereka (Lidah atau Perkataan dan juga Perbuatan). 

Orang Beriman semestinya sudah Islam. Namun orang Islam tidak selalunya menjadi orang Beriman. Dia ada satu lagi kemungkinan - iaitu menjadi Orang Munafiq. 

Maka nya; dari ayat di atas, dapat lagi di simpulkan bahawasanya PREREQUISITE orang Beriman adalah menjadi Islam dahulu, iaitu menjalankan rukun Islam yang LIMA, yang bermula dengan rukun pertama iaitu LAFAZ Syahadah atau Pengakuan di MULUT - Tiada Tuhan Melainkan ALLAH dan Muhammad Rasulullah. 

Tidak menjadi orang Beriman tanpa terlebih dahulu menjadi orang Islam. 

Moga Allah merahmati.

Hukum Mengambil Upah Membaca Al Quran

Hukum Mengambil Upah Membaca Al Quran


Soalan : 

 Apakah hukum mengambil upah dengan membaca al Quran ? Begitu juga dengan sesetengah tempat selepas kematian tuan rumah akan memanggil sekumpulan Huffaz al Quran untuk membaca al Quran. Setelah itu mereka akan dihidangkan makanan dan diberi sagu hati berupa wang. Tujuannya ialah untuk bersedekah bagi pihak roh simati dengan harapan agar Allah memberi keringanan kepadanya. Apakah hukum perkara tersebut ?

 Jawapan 1 : 

 Jawapan diberikan oleh Dr Abd Malik Abd Rahman As Sa'adi (bekas Mufti Iraq) dalam bukunya : Al Bid'ah fi al Mafhum al Islamy ad Daqiq - Salah faham terhadap Bid'ah menyebutkan :

 Membaca al Quran adalah ibadah. Para ulama berselisih pendapat, adakah dibolehkan mengambil upah atau imbalan ke atas ibadah yang dilakukan termasuk di antaranya ialah membaca al quran dan mengajarnya. Sebahagian fuqaha' berpendapat mengambil upah hasil pembacaan al Quran adalah tidak harus.

Ini adalah salah satu pendapat yang dikemukakan oleh Imam Ahmad, para ulama bermazhab Hanafi yang terawal dan Ishaq bin Rahawaih. Manakala para ulama Hanafiyyah yang terkemudian mengharuskan pengambilan upah hasil menjadi imam, mengajar dan muazzin. Alasan mereka ialah sekiranya dipegang pendapat yang melarang pengambilan upah maka ia akan menyebabkan tugas-tugas tersebut terabai kerana mereka yang layak untuk melaksanakan tugas tersebut terpaksa meninggalkannya untuk mencari sara hidup, seterusnya menyebabkan tugas tersebut terabai atau berlaku kepincangan.

 Manakala sebahagian ulama yang lain seperti Imam Malik, Asy Syafie, Ibnu Al Munzir dan Ahmad pada satu riwayat yang lain mengharuskan pengambilan upah hasil membaca al Quran. Mereka berdalilkan dengan sebuah hadith yang diriwayatkan oleh AlBukhari bahawa Rasulullah sallaLlahu 'alaihi wasallam bersabda (yang bererti) :

 Yang paling berhak kamu mengambil upah ke atasnya adalah Kitab Allah (Al Quran) 

 kerana Nabi sallaLlahu 'alaihi wasallam tidak membantah ke atas para sahabat yang mengambil upah hasil jampian dengan al Quran. Namun bagi para ulama yang mengharuskannya kesemua mereka bersepakat bahawa sekiranya seorang qari (yang membaca al Quran) membaca dengan niat untuk mendapat upah dan mengaut harta, maka dia tidak akan mendapat pahala dan berkemungkinan dia berdosa kerana dia membaca Al Quran bukan kerana Allah subahanahu wa ta'ala (ikhlas kerana Allah).

 Mereka juga berpendapat sekiranya pembacaan Al Quran dijadikan sebagai kerja untuk mengaut keuntungan dan harta yang banyak maka hukumnya adalah haram yang tidak diakui oleh syarak.

 Jawapan 2 : 

 Membaca al Quran adalah sangat dianjurkan. Begitu juga bersedekah. Mengambil upah untuk tugas-tugas keagamaan seperti membaca al Quran , menjadi imam, membaca khutbah jumaat, azan, mengajar ilmu-ilmu syariah, telah menjadi kebiasaan diamalkan umat Islam di negara-negara Islam sejak zaman berzaman. Adapun mengambil upah membaca alQuran ia termasuk dalam keumuman hadith RasuluLlah sallaLlahu 'alaihi wasallan (yang bererti) :

 Yang paling berhak kamu mengambil upah ke atasnya adalah Kitab Allah (Al Quran)

 (Riwayat Bukhari)

 Hadith ini adalah bahagian akhir hadith yang panjang riwayat Al Bukhari dari Ibn Abbas iaitu :

Bahawasanya satu jama'ah para sahabat Nabi melalui di tempat yang ada air yang ada di sana seseorang bernama Ladigh atau Salim (perawi tidak pasti antara keduanya yang kena sengat binatang ), Datanglah seorang lelaki dari tempat air itu lalu berkata : Adakah di antara kamu yang pandai menjampi kerana sesungguhnya di tempat air itu ada seorang lelaki yang disengat binatang bisa. Lalu ada seorang dari mereka lalu membaca Surah al fatihah dengan pembayaran beberapa ekor kambing. Lalu (selepas menjampi) dia membawa kambing tersebut kepada kawan-kawannya. Kawan-kawannya tidak suka dengan perkara tersebut. Mereka berkata : Apakah kamu mengambil upah dengan membaca kitab Allah? (perkara ini berlarutan) sehinggalah mereka sampai di Madinah, lalu mereka berkata : Ya Rasulullah, dia telah mengambil upah melalui kitab Allah. Rasulullah sallaLlahu 'alaihi wasallam lalu mengatakan : Sesungguhnya yang paling berhak kamu mengambil upah ke atasnya ialah kitab Allah (Al Quran) 

Imam Nawawi berkata dalam Raudhah ath Tholibin : Dari al Qadhi Husain di dalam Al Fatawa, menyebutkan :

Sesungguhnya mengupah membaca al Quran di atas kubur pada tempoh tertentu adalah dibolehkan sebagaimana (dibolehkan) mengupah orang untuk azan dan mengajar al Quran 

 (lihat Fath al Mu'in m/s 84, Lihat Minhaj al Wadhih (Soal Jawab Agama membahaskan Masalah Terkini dalam Feqah)

Mengikut Bughyah al Mustarsyidin, sah (boleh) upah membaca al Quran di atas kubur dan mendoakannya kerana bacaan itu boleh memberi manfaat dan dihadiahkan pahalanya kepada si mati. Dalil dari hadith dan pendapat-pendapat para ulama' mu'tabar di atas memberi penjelasan bahawa tidak mengapa mengambil upah membaca al Quran kepada si mati.

 Rujukan : 

 1. Dr Abd Malik Abd Rahman As Sa'adi, Al Bid'ah fi al Mafhum al Islamy ad Daqiq - Salah faham terhadap Bid'ah

 2. Muhadir bin Hj Joll, Persoalan Khilafiyyah dan Penjelasan Ulama, Inilah Jawapannya, m/s 660-661, Cet Pertama 2011, Mawleed Publishing, Selangor

-----

======

TULISAN 2 - dari orang lain juga


Dr Yusuf Al-Qardhawi: Hukum Pengambilan Upah Dalam Mengajar Al-Quran



Assalamualaikum wbt...

Para ulama berselisih pendapat tentang boleh atau tidak mengambil upah dari mengajar Al-Quran. Sebahagian ulama berpendapat boleh mengambil upah dari mengajarkan Al Quran berdasarkan dalam sahih Bukhari: 

“Yang paling berhak untuk kalian ambil upahnya adalah mengajar Kitab Allah”[1] 

Para ulama berselisih pendapat tentang boleh atau tidak mengambil upah dari mengajar Al-Quran. Sebahagian ulama berpendapat boleh mengambil upah dari mengajarkan Al Quran berdasarkan dalam sahih Bukhari: 

“Yang paling berhak untuk kalian ambil upahnya adalah mengajar Kitab Allah”[1]

Dan ada yang mengatakan: jika ditentukan jumlahnya, maka tidak boleh. Pendapat ini dipilih oleh Al Halimi. Abu Laits berkata dalam kitab “Al Bustan”[2] 

Mengajar dilakukan dengan tiga bentuk: Pertama: dengan tujuan untuk beribadah saja, dan tidak mengambil upah. Kedua: mengajar dengan mengambil upah. Ketiga: mengajar tanpa syarat, dan jika ia diberikan hadiah ia menerimanya. 

Yang pertama mendapatkan pahala dari Allah SWT, kerena itu adalah amal para Nabi a.s. 

Kedua diperselisihkan. Sebahagian ulama mengatakan: tidak boleh, dengan dalil sabda Rasulullah SAW:“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” [3].Sementara sebahagian ulama lain berkata: Boleh. Mereka berkata: yang paling utama bagi seorang pengajar adalah tidak menentukan bayaran untuk menghafaz dan mengajar, dan jikapun ia menentukan bayaran itu maka aku harapkan agar tidak dilarang, kerana ia memerlukanya [kemaslahatan]. 

Sedangkan yang ketiga: dibolehkan oleh seluruh ulama kerana Nabi Saw adalah pengajar manusia, dan beliau menerima hadiah mereka. Dan dengan dalil tentang seseorang yang tersengat haiwan berbisa, kemudian dibacakan surah Al Fatihah oleh sebahagian sahabat, dan orang itu selanjutnya memberikan hadiah beberapa ekor kambing atas perbuatan sahabat itu, dan setelah mengetahui itu Nabi Muhammad Saw bersabda: 

“Berikanlah aku bahagian dari hadiah itu “ [4] Tamat.[5] 

Dalam hadith lain Rasulullah SAW membolehkan pengajaran itu dijadikan sebagai mas kahwin bagi seorang wanita. Iaitu saat Nabi Muhammad Saw memerintahkan sahabat itu untuk mencari sesuatu yang dapat dijadikan mas kahwin bagi sahabat itu, hingga sebentuk cincin dari besi sekalipun. Kemudian Rasulullah SAW menanyakan surah apa yang ia boleh dibaca. Ia memberitahukan beberapa surah yang ia hafaz. Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda kepada sahabat itu: 

“Pergilah, aku telah sahkan perkawinanmu dengan mas kawin mengajar Al Quran yang engkau hafaz” [6] 

Ertinya dengan pengajaran Al Quran yang engkau lakukan kepada wanita itu. 

Ini semua adalah dalam masalah pengajaran Al Quran. Sedangkan membacanya tidak boleh menarik upah, kerana hukum asal dalam membacanya adalah ibadah, dan dasar bagi seorang yang beribadah adalah agar ia beribadah bagi dirinya, maka bagaimana mungkin ia kemudian mengambil upah kepada orang lain dari ibadah yang ia lakukan kepada Rabb-nya, sementara ia mengerjakan itu semata untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT?! 

Abdurrahman bin Syibl meriwayatkan dari Nabi Saw, bahwa beliau bersabda: 

“Bacalah Al Quran, amalkanlah isinya, jangan kalian menjauh darinya, jangan berlaku khianat padanya, jangan makan dengannya, dan jangan mencari kekayaan dengannya” [7] 

Imran bin Husain meriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: 

“Bacalah Al Quran dan mintalah kepada Allah SWT dengan Al Quran itu, sebelum datang kelompok manusia yang membaca Al Quran, kemudian meminta [upah] kepada manusia dengan Al Quran”[8] 

Sedangkan jika pembaca Al Quran diberikan sesuatu sedeqah, atau pemberian, maka tidak mengapa jika ia menerimanya, insya Allah. 

Tamat petikan. 

Bagi penulis lebih cenderung dengan pendapat kedua dan ketiga. Ia bukan sahaja boleh merujuk upah mengajar al-Quran tetapi kepada semua pengambilan upah seperti mengajar al-Quran, Ilmu agama, Imam, Muazzin dan sebagainya. Ini berdasarkan apa yang difatwakan oleh “Majma’ al-Fiqh al-Islami ” [9] iaitu: 

Jika tidak mengambil upah, nescaya meraka tidak akan mempunyai sumber untuk menyara kehidupan mereka. Jika perkara itu berlaku, agama Islam akan semakin dilupakan. Oleh itu, untuk menjaga kesinambunagn agama Islam, para ulama Mazhab Hanafi telah membenarkan golongan ini mengambil upah. Para ulamak dari pada pelbagai mazhab juga telah mengambil pendapat ini demi menjaga kemaslahatan agama. 

Ustaz Maszlee Malik mengatakan ulamak yang mengharamkan perbuatan itu kerana ia termasuk dalam amal ibadah dan tidak boleh diberikan upah. Pendapat ini disokong oleh polisi negara islam terdahulu yang menyara para pengajar al-Quran, fardu ‘ain, fardu kifayah, imam, muazzin dan sebagainya. Namun begitu, pendapat ini tidak lagi relevan apabila negara-negara Islam moden sudah tidak lagi menanggung mereka. [10] 

Wallahua'lam

==========

TULISAN 3 - dari forum 

Assalamualaikum ummi Munaliza,

Sebenarnya anak ummi tu sama dengan saya. Saya pun mengajar dari rumah ke rumah secara sepenuh masa. Jadi, saya hanya mengharapkan sumber kewangan dari situ jer. Bukan aper, kadang-kadang orang salah anggap dengan mengatakan guru-guru al-Quran ni cara duit dengan agama. Mereka tak pulak memikirkan sebaliknya. Bagaimana kalau tiada orang yang mengambil tugas mengajar. Dalam ada yang mengajar pun masih ramai yang buta al-Quran, apatah lagi kalau tiada yang mengajar.

Terima kasih ummi atas perkongsian pendapat ni.

--------
sy mengajar ngaji juga tapi tanpa upah paper....
ada hadiah yang diorang bagi sy trima ............makanan,pakaian,barang2 kadang2 buku2 agama.
sy belajar dulu guru sy tak kenakan sebarang upah coz katanya kalau dikenakan bayaran pasti ramai yang tak nak belajar,maka makin hilang lah ilmu itu.ramai yang berfikiran lebih baik duit tu buat benda lain yang lebih berfaedah bg mereka.tapi apa2 pun terpulang pada individu.
wassalam

------

=========

Ini Tulisan SAYA - moga Allah merahmati. 

Dari tulisan 2 di atas - JELAS Ulama Berselisih PENDAPAT. 

Period. 

Kalau dah berselisih apa buat ?

An-Nisa' : 59

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِى الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ ۚ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

● Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. ●


======

Sekarang mari kita lihat ayat2 Allah tentang mengambil UPAH ketika menyampaikan KEBENARAN dari Al-Qur'an. 


Al-An'am : 90

أُولٰٓئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدٰىهُمُ اقْتَدِهْ ۗ قُل لَّآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٰى لِلْعٰلَمِينَ

Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat. 

Yunus : 72

فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُم مِّنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)".

Hud : 29

وَيٰقَوْمِ لَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ ۚ وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ الَّذِينَ ءَامَنُوٓا ۚ إِنَّهُم مُّلٰقُوا رَبِّهِمْ وَلٰكِنِّىٓ أَرٰىكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui".


Hud : 51

يٰقَوْمِ لَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى الَّذِى فَطَرَنِىٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?"

Yusuf : 104

وَمَا تَسْـَٔلُهُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعٰلَمِينَ

Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta alam.


Al-Mu'minun : 72

أَمْ تَسْـَٔلُهُمْ خَرْجًا فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيْرٌ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِينَ

Atau kamu meminta upah kepada mereka?", maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rezeki Yang Paling Baik.


Sad : 86

قُلْ مَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ

Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.

At-Tur : 40

أَمْ تَسْـَٔلُهُمْ أَجْرًا فَهُم مِّن مَّغْرَمٍ مُّثْقَلُونَ

Ataukah kamu meminta upah kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan hutang?

Asy-Syu'ara' : 109

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِينَ

Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.

Asy-Syu'ara' : 127

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِينَ

Dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.

Asy-Syu'ara' : 145

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِينَ

Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.


Asy-Syu'ara' : 164

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِينَ

Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam.

Asy-Syu'ara' : 180

وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِينَ

dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.

======

Kesimpulan
=========

1) Jika 'Ulama' Berselisih kerana banyak2 hadis2 dan pemahaman yang berlainan maka perkara pertama KITA yang juga KENA JADI ULAMA dan bukan TAQLID buta, kena buat adalah RUJUK KEPADA SUMBER ASAL iaitu Al-Qur'an. 

2) Berdasarkan semua ayat2 Allah tentang mengambil UPAH di atas (Allah lebih mengetahui), KESEMUA NABI- NABI dan RASUL-RASUL di LARANG sama SEKALI mengambil UPAH tatkala
MENYAMPAIKAN apa yang HAQ dari Allah.

3) Perbuatan NABI-nabi, kita KENA IKUT dan TURUT,  dan TAAT,  maka semua ORANG yang menyampaikan kebenaran dari Al-Qur'an TIDAK BOLEH mengambil UPAH.

4) Menyampaikan Al-Qur'an tidak boleh mengambil UPAH. Itu adalah DEDUKSI dari Ayat2 Al - Qur'an. Sebab ? Bila dah di bayar UPAH, 'guru' ini tidak boleh menyampaikan KEBENARAN SEBENAR sebab nanti si PEMBERI upah tak suka maka tak dapat UPAH.

5) Sumber Al-Qur'an di jamin Allah dan tidak Bengkok dan TIADA BERTENTANGAN LANGSUNG!

6) Orang nak sedeqah,  itu cerita lain. Namun, jangan minta UPAH sebab dia buat servis menyampaikan kebenaran Al-Qur'an. 

7) Ayat pasal Minta UPAH ni adalah ayat MUHKAMAT yang sangat MUDAH di fahami.

8) Takutlah jika kita menjadikan 'Ulama' ikutan kita sebagai tuhan - iaitu YANG DI TURUTI sedangkan SYARIAT ALLAH dah jelas DI SEBUT dalam Al-Qur'an. 

9) Lagi sekali, menyampaikan KEBENARAN iaitu ayat-ayat Allah bukanlah SATU PROFESYEN untuk setengah2 orang sahaja. Menyampaikan kebenaran itu tamggungjawab semua orang Islam dan beriman. 

Kita semua juga WAJIB menjadi ULAMA sebab ULAMA bermaksud berilmu. Kita wajib mencari ILMU. 

10) Zakir Naik - 'everytime you hear some words from anyone or any so called Ulama, including me, ask for DALIL QUR'AN first. Don't blindly FOLLOW. 

11) SATU benda yang TERSANGAT PELIK - hujah2 yang mengatakan boleh MENGAMBIL upah dari Tulisan 1 dan 2 di atas - TIDAK satu pun MENGGUNAKAN DALIL AL-QUR'AN. 

NAK cari Dalil - Qur'an dulu ke Hadis dulu ? 

Janganlah MENYEKUTUKAN ALLAH. Carilah Al-Qur'an FIRMAN ALLAH dulu. 

Allah berfirman Nabi dan Rasul TIDAK MINTA UPAH dan kita di suruh IKUT Nabi dan Rasul bermakna TIDAK boleh ambik Upah.


-------


Ini dari seorang Ustaz terkenal :

"Guru tuisyen sanggup dibayar beratus-ratus sebulan, tetapi guru Quran nak kasi Rm10 pun berkira (walhal guru Quran kerja paling mulia).

-------

JAWAPAN :

Bezakan - mengajar MENYEBUT AL-QUR'AN itu LAIN dari MENYAMPAIKAN KEBENARAN dari Al-Qur'an dan menyeru kepada KEBENARAN dari Al-Qur'an. . 

Fikirkan.

Kita kena belajar SEBUTAN ayat-ayat Al-Quran dengan BETUL. Bahasa itu Bermula dengan SEBUTAN yang betul. Namun, Menyebut Al-Qur'an tanpa PAHAM makna itu BATIL TURUN TEMURUN. 


Step 1 : Belajar Arab supaya boleh BACA dan FAHAM AL-QURAN.

Step 2 - Baca Al-Qur'an dan PAHAMKAN tanpa TAKWIL. DAN tak PAHAM - TANYA! Cari jawapan dan jangan TAKWIL SENDIRI. Tanya RAMAI Guru dan belajarlah dengan RAMAI GURU. Namun, kita WAJIB membaca Al-Qur'an. 

3) Dah Paham dan Dah MENGIKUT Hikmah (Hukum-Hakam, Perintah dan Larangan) - SAMPAIKAN KEBENARAN itu. Jangan SEMBUNYI kebenaran. Nanti KUMAN kalau boleh laknat pun kita boleh dapat laknat.

Moga Allah membimbing kita ke jalan yang lurus.

Moga kita dapat jadi MUKHLISIN.

Wednesday, February 14, 2018

Tadarus Al-Quran


Tadarus Al-Quran


Sewaktu bulan Ramadhan seringkali program tadarus Al-Quran di buat setiap malam selalunya 1 juzuk satu malam sehingga selesai 30 juzuk sepanjang Ramadhan.

Benarlah kita sudah memahami akan maksud sebenar Tadarus ?

Apa itu tadarus ?

Apakah 'MEMBACA' Al-Quran seperti mana kita yang mengaku Muslim Mukmim lakukan selama ini ?

Ke kita hanya MENYEBUT atau RECITE Al-Quran ? Dan bukan MEMBACA.

(Ahmad Deedat, guru kepada Zakir Naik mengatakan 

'Muslim around the world they don't READ Al-Quran but they RECITE Al-Quran')

Dan kita bukan IQRA` atau benar2 MEMBACA AL-QURAN.

----

MEMBACA AL-QURAN.

TADARUS AL-QURAN.

Keduanya di kupaskan dalam artikel ini. Moga Allah merahmati kita semua.

Maksud Tadarus
==============

Ali 'Imran : 79

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِّى مِن دُونِ اللَّهِ وَلٰكِن كُونُوا رَبّٰنِيِّۦنَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتٰبَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ

● Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, kerana kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya (TADRUSUN). ●

TADRUSUN berasal dari kata dasar Dal Ra dan Sin dan sebanyak 6 kali perkataan dari kata dasar ini di sebut dalam Al-Quran.

Tadrusun adalah kata kerja yang bermaksud mempelajari.

[Madrasah bermaksud TEMPAT BELAJAR atau Sekolah.
Masjid bermaksud TEMPAT SUJUD. - Pelajarilah Bahasa Arab agar sempurna pemahaman Al-Quran kita]

Al-An'am : 105

وَكَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْءَايٰتِ وَلِيَقُولُوا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهُۥ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

● Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami (supaya orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan: "Kamu telah mempelajari (DARASTA) ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab)", dan supaya Kami menjelaskan Al Quran itu kepada orang-orang yang mengetahui. ●

Al-A'raf : 169

فَخَلَفَ مِنۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَرِثُوا الْكِتٰبَ يَأْخُذُونَ عَرَضَ هٰذَا الْأَدْنٰى وَيَقُولُونَ سَيُغْفَرُ لَنَا وَإِن يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِّثْلُهُۥ يَأْخُذُوهُ ۚ أَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِم مِّيثٰقُ الْكِتٰبِ أَن لَّا يَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوا مَا فِيهِ ۗ وَالدَّارُ الْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

● Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata: "Kami akan diberi ampun". Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari (DARASU)apa yang tersebut di dalamnya?. Dan kampung akhirat itu lebih bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti? ●

Al-Qalam : 37

أَمْ لَكُمْ كِتٰبٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ

● Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu mempelajarinya (TADRUSUN) ?, ●

Jelas, Tadarus yang berasal dari perkataan TADRUSUN adalah bermaksud MEMPELAJARI dan bukan hanya MENYEBUT AL-QURAN tanpa memahami makna dan tafsir Al-Quran.

Hentikan budaya ikut-ikutan. Kita akan di pertanggung-jawabkan di akhirat kerana kita di kurnia 3 alat :

Al-Isra' : 36

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا

● Dan janganlah kamu mengikuti/meneruskan apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan fuad, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ●

Fahamilah firman Allah ini :


Al-A'raf : 179

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُولٰٓئِكَ كَالْأَنْعٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُونَ

● Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai qalbu, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. ●

Kita di beri pendengaran, penglihatan dan fuad (subsetnya adalah QALBU) sebagai alat menerima informasi dan berfikir. Jika kita tidak menggunakannya, jadilah kita sepertimana kebanyakan manusia lain sepertimana yang Allah firmankan dengan ayat di atas.

Perhatikan kata kunci (keyword) pada firman Allah iaitu MEMAHAMI atau YAFQAHUN.

Bila kita TADRUSUN (MEMPELAJARI) adalah untuk mencapai PAHAM (YAFQAHUN).

BELAJAR untuk FAHAM.

Membaca Al-Quran
================

Bezakan dengan MENYEBUT atau RECITE Al-Quran.

An-Nisa' : 43

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَأَنتُمْ سُكٰرٰى حَتّٰى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضٰىٓ أَوْ عَلٰى سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ الْغَآئِطِ أَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَآءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

● Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu DEKATI (TAQRABU) SOLAT, sedang kamu dalam keadaan 'mabuk' / 'intoxicated' / fikiran tak keruan (SUKAARAA), sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan (TA'LAMU MA TAQUULUN) (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. ●

Cuba baca berkali-kali firman Allah di atas dan cubalah FAHAMKAN (YAFQAHUN).

LA TAQRABU-SOLAT
(ada persamaan dengan perintah LA TAQRABU-ZINA)

Kita bukan sahaja tidak boleh berzina malah MENDEKATI (TAQRABU) zina pun tak boleh.

Begitu juga,

Kita bukan sahaja tidak boleh BERSOLAT malah MENDEKATI (TAQRABU) SOLAT pun tidak di benarkan,

SEHINGGA (HATTA)

KAMU MENGERTI / MEMAHAMI (TA'LAMU)

APA (MA)

YANG KAMU UCAPKAN (TAQUULUN).

-----
Itu sebab TADARUS Al-Quran yang di fahami turun-temurun itu salah. Itu hanya menyebut tanpa faham, tanpa mengerti. Pahala yang kita harapkan berkemungkinan murka yang kita dapat sebab kita 'MENYEBUT' tanpa FAHAM dan kita tidak MENGGUNAKAN Qalbu untuk BERFIKIR dan MEMAHAMI APA yang Allah suruh buat dalam Al-Quran.

Kita wajib faham APA ARAHAN ALLAH di dalam Al-Quran. Inilah SUMBER sebenar perintah dan larangan dari Allah yang di wahyukan kepada Rasul Nabi Muhammad, yang sangat2 perlu kita TADRUSUN (mempelajari) dengan MEMAHAMI, dengan MENGERTI apa yang kita SEBUTKAN atau UCAPKAN.

====
End.

Al-'Alaq : 1

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ

● Bacalah (IQRA`) dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, ●

Al-'Alaq : 2

خَلَقَ الْإِنسٰنَ مِنْ عَلَقٍ

● Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. ●

Al-'Alaq : 3

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

● Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, ●

Al-'Alaq : 4

الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

● Yang mengajar (manusia) dengan perantaran mata pena / tulisan (QALAM), ●

Tiada suatu benda yang kita BACA melainkan semata-mata untuk MEMAHAMI apa yang kita BACA.

Moga Allah merahmati diri saya dan para pembaca semua.